Jumat, 21 Mei 2010

Membuat Surat Lamaran Kerja yang beda...

akhirnya ketemu juga setelah searching2... kali ini kita buat surat lamaran kerja yang beda. kita buat surat lamaran kerja berformat chm sehingga mempunyai nilai lebih di banding surat lamaran yang itu-itu aja..
oke lanjut...
1. download template lamaran kerja kamu di sini
2. download software buat convert ke chm di sini
nah setelah kamu download semuanya tinggal diedit sesuai kebutuha templatenya... jangan di utak atik krn linknya dah di pasin..
softwarenya silahkan di install...
bikin tanda tangan digital buat di CV kamu. ( search aja di paman Google, ok... )
selanjutnya setelah di edit silahkan di save type web page









langkah selanjutnya jalanin software yang dah di instal td..
setelah itu klik New Project









cari cv mu yang mau di convert ke chm lalu tekan ok...









kl berhasil cv mu akan ditampilkan setelah selesai klik compile / f9
Trus Di save Selesai...
ini contoh jadi cvnya dalam bentuk chm, klik disini
Ok sekian dulu ya... moga bermanfaat.

Read More..

Senin, 03 Mei 2010

Murattal Muhammad Taha Al junayd

Subhanallah... itu yang terucap ketika dengar lantunan-lantunan tilawah Muhammad Taha Al Junayd.. mungkin ini hasil dari murattal yang sering didengarkan ketika beliau masih didalam kandungan :)...

Ini beberapa kumpulan mp3 Muhammad Taha Al Junayd

Jus 26
Surah Al-Hujurat
Surah Qaf

Jus 29
Surah Al-Mulk
Surah Al-Qalam
Surah Al-Haqqah
Surah Al-Ma'arij
Surah Nuh
Surah Al-Jin
Surah Al-Muzzammil
Surah Al-Muddassir
Surah Al-Qiyamah
Surah Al-Insan
Surah Al-Mursalat

Jus 30
Surah An-Naba'
Surah An-Nazi'at
Surah 'Abasa
Surah At-Takwir
Surah Al-Infitar
Surah Al-Mutaffifin
Surah Al-Insyiqaq
Surah Al-Buruj
Surah At-Tariq
Surah Al-A'la
Surah Al-Gasyiyah
Surah Al-Fajr
Surah Al-Balad
Surah Asy-Syams
Surah Al-Layl
Surah Al-Insyirah
Surah At-Teen

Semoga bermanfaat. Barakallahufikum

Read More..

Efek Mozart dan Efek Murattal bagi Janin

Metode mencerdaskan bayi, berjubel banyaknya. Dari lantunan lagu, sampai hipnotis motivasi. Muslim lupa, punya Al Quran yang luar biasa.

Kehidupan ini sungguh unik, banyak hal-hal yang sudah langka dan banyak ditinggalkan orang, tiba-tiba dipasarkan ulang secara besar-besaran dan laku keras. Salah satu barang antic yang kini sedang naik daun adalah musik klasik. Selama bertahun-tahun, jenis musik ini hanya dinikmati oleh kelompok social tertentu yang sangat terbatas jumlahnya. Jika kita bertanya pada remaja-remaja perkotaan yang umumnya menyukai musik dan menguasai judul lagu-lagu berikut isinya, mungkin tidak satupun diantara mereka yang tahu tentang musik klasik karya-karya Mozart, Vivaldi, dll. Jangankan kalangan remaja, orang-orang dewasa pun mungkin hanya tahu nama-nama pemusik klasik sekedarnya saja, adapun lagu-lagu klasiknya sendiri boleh jadi tidak pernah mereka dengar. Namun, kini keadaannya menjadi berbeda. Musik klasik sekarang menjadi dewa yang dilahirkan kembali. Atas nama penelitian-penelitian intensif dinegara-negara barat, musik klasik di promosikan sebagai sebuah produk seni yang tidak sekedar mempunyai efek menghibur (entertaining effect), tapi juga mempunyai efek menunjang belajar (learning-support effect) serta efek memperkaya pikiran (Ennriching-mind effect).


Dalam perkembangan pendidikan baru saat ini, musik klasik (dengan ketukan tertentu yang selaras dengan detak jantung manusia—jadi tidak semua jenis musik klasik) menjadi sarana penting dalam belajar diruang-ruang kelas. Buku-buku pendidikan dengan penjualan best seller international, seperti Quantum Learning, Quantum Teaching dan The Learning Revolution, semuanya mempromosikan musik klasik untuk digunakan sebagai program belajar. Sebagai dampak dari ide yang kompak dan serempak ini, beberapa lembaga pendidikan saat ini sedang berlomba-lomba membunyikan musik klasik sebagai pengiring kegiatan belajar mengajar di kelas. Fenomena ini bisa kita sebut sebagai “efek promosi Quantum Learning”. Efek promosi Quantum Learning ini juga merambat ke lembaga-lembaga pendidikan luar sekolah. Banyak lembaga-lembaga kursus dan pelatihan dikota-kota besar Indonesia saat ini yang memperdagangkan program-program Learning Skill berbasis Quantum Learning.


Lalu mengapa musik klasik? Atau bahkan mengapa musik digunakan dengan program belajar? Alasannya karena musik merupakan salah satu “makanan” penting untuk otak kanan. Selama ini program belajar hanya memfungsikan otak kiri semata yang melulu bersifat linear, logis dan matematis. Penggunaan otak yang tidak seimbang ini kemudian cepat menimbulkann kelelahan dan kejenuhan bagi orang yang belajar. Otak kanan yang tidak punya kerjaan kemudian berfungsi sebagai pengganggu saudaranya, otak kiri yang sedang pusing dengan rumus-rumus dan hafalan. Disinilah fungsi musik klasik (begitu pula warna warni dan gambar) dalam belajar. Ia memberi aktifitas bagi otak kanan sehingga ia tidak lagi menganggu otak kiri disaat belajar.


Pengalaman penulis sendiri, pada semester terakhir di SMP (kira-kira 10 tahun yang lalu), penulis selalu ditemani musik radio saat belajar. Tentu saja musik yang didengarkan adalah musik pop, bukan musik klasik. Pada saat itu memang ada perubahan yang sangat signifikan dalam stabilitas semangat belajar serta hasilnya. Penulis yang tidak pernah mendapat ranking 10 besar sepanjang belajar di SMP (bahkan sejak di SD) muncul dengan NEM tertinggi di sekolah yang tentu saja membuat banyak siswa lain terkejut. Musik tentu saja bukan satu-satunya factor sukses, tapi siapa tahu ia memang memberi pengaruh positif dalam mendukung kegiatan belajar.


Bagi kaum Muslim, hal ini tentu saja tidak sederhana, karena musik pop atau bahkan musik klasik tidak mendapatkan pembolehan dari mayoritas ulama Islam yang terpercaya karena alasan-alasan yang syar’i. Namun, pada saat ini nasyid berkembang dengan baik di berbagai belahan dunia Muslim. Jadi, bagi setiap Muslim, tidak perlu mendengarkan musik-musik pop yang isinya melalaikan meski untuk meningkatkan hasil belajar, dengarkan saja nasyid Islami sebagai alternatif. Hasilnya juga tentu tidak kalah dari musik klasik.


Apa yang dibahas diatas merupakan efek pendukung belajar dari musik klasik. Musik klasik juga punya efek memperkaya fikiran. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa musik klasik yang diperdengarkan secara terpola pada janin di kandungan bisa meningkatkan kecerdasan janin-janin ini kelak ketika lahir. Dalam buku Cara Baru Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan oleh Van De Carr dan Lehrer, diceritakan tentang seorang konduktor simfoni terkenal, Borris Brott, yang suatu hari merasa akrab dengan irama celo yang belum pernah ia dengar sebelumnya. Ketika ia menceritakan hal itu pada ibunya yang merupakan seorang pemain celo professional, ibunya menjadi heran. Ternyata musik celo tersebut sering ia mainkan ketika Brott masih didalam kandungan.


Ketika membaca cerita ini penulis tersentak dan ingat dengan banyak ulama klasik dan modern yang mempunyai prestasi-prestasi raksasa. Banyak dari para ulama ini yang sangat cerdas dan mampu menghafalkan seluruh Al Quran pada usia sepuluh atau belasan tahun, sebut saja misalnya Imam Syafi’I, Hasan Al Banna atau Sayyid Qutb. Mungkinkah ini karena bacaan Al Quran orang tua mereka sangat efektif dan memberi stimulus (rangsangan) bagi akal para ulama ini sejak mereka masih didalam kandungannya? Bagi jadi setiap Muslim yang memiliki keimanan didalam hatinya ketika mendengar tentang teori-teori terbaru yang ada sekarang terkait dengan efek musik (klasik) terhadap kecerdasan janin hendaknya jangan terlalu kaget, terperangah apalagi merasa inferior. Semua hal positis dari penelitian-penelitian itu sudah menjadi tradisi Islam sejak lama. Jadi ketimbang anda ikut-ikutan jadi korban promosi “efek Mozart” ala barat, lanjutkan saja tradisi “efek Murattal” para ulama Islam, dan silahkan bandingkan hasilnya. Mau download Kumpulan Murattal Muhammad Taha Al Junayd,klik disini.

Read More..